Banyak orang tertipu dengan ulah pengembang perumahan nakal
yang menjanjikan kenyamanan tempat tinggal dengan harga terjangkau. Mereka
tidak bertanggung jawab atas janji yang telah mereka janjikan kepada konsumen.
Biasanya, pengembang-pengembang tersebut kabur sebelum proyek mereka selesai.
Bahkan ada yang kabur sebelum ada bukti fisik berupa bangunan sebagai wujud
komitmen mereka. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Berhati-hatilah dalam menentukan pilhan. Salah-salah uang
Anda dibawa kabur pengembang-pengembang bodong. Berikut ini ada beberapa tips
memilih pengembang sebelum memutuskan membeli perumahan:
Legalitas Jelas
Pengembang yang baik mempunyai legalitas hukum yang pasti.
Kapan mereka didirikan, dimana alamat kantornya dan bentuk badan hukum
pengembang tersebut harus jelas. Jika Anda ingin mengecek legalitas
pengembangan perumahan BTN dapat menghubungi Real Estate Indonesia, Yayasan
Lembaga Konsumen, dan Lembaga Advokasi Konsumen Indonesia. Hal itu untuk
meminimalisasi tertipu oleh pengembang-pengembang nakal.
Khusus untuk perumahan BTN, Anda harus lebih waspada.
Pasalnya, penyedia perumahan tipe RS biasanya tidah hanya PT atau CV yang
berbadan hukum legal tetapi juga pribadi yang memiliki uang atau CV yang
bekerja sama dengan pribadi. Meskipun mereka telah mengatakan bekerja sama
dengan bank penyedia layanan kredit namun tidak ada salahnya Anda hati-hati.
Banyak kasus pengembang tak mampu membangun lagi kemudian diover ke pengembang
lain. Jika hal itu terjadi maka kerugian pasti ada pada konsumen.
Track Record
Selain legalitas jelas, track record pengembang
adalah hal yang harus diperhatikan. Apakah pengembang perumahan BTN yang akan
Anda beli baru pertama kali atau sudah berpengalaman membangun perumahan. Jika
baru pertama Anda harus hati-hati. Jika pengembang itu sudah banyak perumahan
yang dibangun biasanya pengembang itu terpercaya. Apalagi pengembang tersebut
pernah mendapatkan penghargaan dari pihak-pihak yang berhubungan dengan
perumahan BTN, misalkan Kemenpera. Itu poin plus bagi pengembang dan Anda tidak
perlu khawatir walaupun segala kemungkinan bias saja terjadi.
Selain itu, track record yang dimiliki pengembang
dapat memudahkan kita mengukur kualitas perumahan yang dihasilkan. Biasanya,
pengembang-pengembangan perumahan RS memiliki standar masing-masing. Standar
itu baik dari segi tipe, desain, fasilitas, dll. Saat itulah Anda dapat
membandingkan dan memutuskan membeli atau tidak.
Komitmen
Komitmen memang tidak dapat dilihat secara kasat mata.
Komitmen urusannya dengan kepercayaan. Pengembang perumahan yang baik biasanya
memiliki deal-deal khusus untuk konsumen sebagai wujud komitmen mereka.
Misalkan, komitmen untuk menyelesaikan bangunan tepat waktu dan bersedia
mengganti rugi apabila perkiraan meleset.
Wujud komitmen pengembang juga dapat dilihat dari kesesuaian
spesifikasi rumah. Banyak pengembang yang menyerahkan proses pembangunan kepada
pihak-pihak tertentu dan ujung-ujungnya mereka mencari untung. Jika sudah
begini siapa yang dirugian? Tentunya konsumen. Cara-cara semacam itu juga
menurunkan standar rumah karena banyak spesifikasi rumah yang tidak sesuai.
Misal, pemasangan batako secara terbalik dengan harapan mengirit biaya semen
dan pasir.
Anehnya, konsumen cenderung pasif bahkan terkesan nurut.
Konsumen boleh mengajukan complain dan menolak menandatangani
perjanjian akad kredit jika unit tidak sesuai dengan perjanjian awal. Namun,
kecil kemungkinan konsumen melakukan hal tersebut karena faktor ngebet punya
rumah.